Jakarta - Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, M Choliq mengungkapkan rencana menjual jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) seksi 1B dan 1C yang yang gres saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, pergantian pemilik merupakan hal yang wajar terjadi di industri jalan tol. Namun ada aturan main yang harus diikuti terkait pergantian pemilik jalan tol.
"Jalan tol mampu dipindahtangankan, atau dijual, kalau sudah beroperasi 100%," kata Herry kepada detikFinance, Jumat (3/11/2017).
Dalam konteks jalan tol Becakayu yang gres beroperasi sebagian saja, kata Herry, penjualan jalan tol harus dilakukan dengan mengajukan izin ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Nanti oleh Menteri PUPR dilihat, siapa calon investor gres yang akan membeli. Kemudian dilihat kepastian jalan tol tersebut tamat pembangunannya. Jangan hingga jalan tol mangkrak dan sebagainya," tegas Herry.
Setelah berpindah tangan, pengelola jalan tol atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga harus mengikuti aturan main pengelolaan jalan tol yakni harus memenuhi standar pelayanan minimum (SPM).
Bila BUJT di bawah pemilik gres gagal memenuhi SPM, pihaknya selaku regulator jalan tol tidak segan mencabut hak pengelolaan jalan tol.
"Ada sanksinya tentu. Sanksinya itu dari mulai penundaan kenaikan tarif hingga pemberhentian konsesi atau pencabutan hak pengelolaan," tegas Herry.
Maka menurutnya, tak ada alasan kualitas pelayanan jalan tol akan menurun hanya alasannya yakni berganti pemilik. Sumber detik.com