Foto: Dok. ReutersJakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memilih Jerome Powell untuk menjadi calon Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve. Jika disetujui Senat, maka Powell akan resmi menggantikan Janet Yellen.
Beberapa media gila memberitakan bahwa Trump memilihnya lantaran Powell memiliki kesepakatan yang kuat. Powell juga diperkirakan akan melanjutkan rencana-rencana kebijakan yang akan dibuat The Fed, ibarat menaikkan suku bunga contoh AS.
Kepala Riset Kiwoom Investment Management Indonesia, Robertus Yanuar Hardy memandang, dari pernyataan Powell sebelumnya terlihat bahwa akan ada pengetatan moneter dengan menaikkan suku bunga secara gradual.
"Pengurangan neraca juga masih akan berlanjut. Namun yang menarik yaitu spekulasi bahwa dia juga mendukung adanya deregulasi aturan-aturan perbankan yang dianggap membatasi acara usaha," tuturnya kepada detikFinance, Jumat (3/11/2017).
Menurut Robertus, kalau tepilih Powell akan membuat kondisi pasar modal global maupun domestik kondusif. Sebab kebijakan-kebijakan yang akan dibuatnya sejalan dengan apa yang telah direncanakan, sehingga tidak menjadikan ketidakpastian yang baru.
"Kebijakan yang sudah berjalan besar kemungkinan akan dilanjutkan. Saya juga tidak melihat alasan mengapa investor gila harus keluar dari pasar modal kita," imbuhnya.
Sebelumnya, ketika mengumumkan di Gedung Putih, Trump menggambarkan Powell merupakan seorang yang lembut, memiliki kecerdasan dan berkomitmen untuk meneruskan prestasi yang telah ditorehkan Yellen dalam menyembuhkan ekonomi AS dari krisis keuangan 2007-2009.
"Jika kita ingin mempertahankan semua kemajuan ini, ekonomi kita memerlukan kebijakan moneter yang sehat dan pengawasan. Kami membutuhkan kepemimpinan yang berpengaruh dan mantap di A.S. Federal Reserve. Dia akan menunjukkan hal itu," tutur Trump. Sumber detik.com
