Jakarta - Banyak toko serba ada (Toserba) atau ritel yang tutup belakangan ini lebih dikarenakan taktik bisnis para pengusaha, semoga bisnisnya tetap berjalan dengan baik.
Hal tersebut diungkapkan CEO Sogo Department Store, Handaka Santosa, di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Sebagai pemimpin perusahaan ritel, Handaka mengaku sektor usaha ritel tidak akan pernah mati seiring dengan menjamurnya toko online atau e-commerce, serta adanya perubahan gaya hidup masyarakat.
Bahkan, Handaka memastikan, berita daya beli yang lesu yang dituding menjadi penyebab banyaknya toko ritel tutup yaitu hal yang tidak benar. Sebab, setiap tahun pemerintah pasti akan menaikkan gaji para buruh.
"Yang selama ini diributkan ibarat Lotus yang tutup selesai Oktober ini, tapi ini fenomena dan kami sambut dengan akan buka Sogo di Mall Karawaci (Tangerang), jadi ini merupakan taktik bisnis, semoga perusahaan kami memiliki bisnis yang indah dan ujung-ujungnya profit," kata Handaka.
Dia juga mengonfirmasi, penutupan toko beberapa gerai ritel merupakan taktik bisnis dengan laporan kinerja PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) pada kuartal III-2017 yang tumbuh 112% setara Rp 265 miliar, meski telah menutup Lotus dan akan menutup Debenhams di selesai tahun.
"Karena kami perlu ada pertumbuhan, di ujung tadi profit, kami harapkan investor banyak minat," terperinci dia.
Oleh alasannya itu, Handaka memastikan, penutupan toko-toko ritel merupakan hal yang biasa dalam menjalankan bisnis.
"Kalau kami amati, ini bisnis hal yang lumrah, kalau tidak tumbuh kita pangkas, jadi kalau dilihat bagaimana mampu berubah menyajikan barang, experience baru, dan ini dibenturkan oleh daya beli, padahal enggak turun alasannya gaji naik terus," tukas dia. Sumber detik.com