Kumpulan Peluang Usaha Rumahan | Bisnis Rumahan | Contoh Proposal Usaha | Cara Budidaya | Info Bisnis Lainya

Penghasilan Seret Bikin Masyarakat RI Makin Irit, Ini Buktinya

Penghasilan Seret Bikin Masyarakat RI Makin Irit, Ini BuktinyaFoto: Maikel Jefriando

Jakarta - Industri ritel tengah menghadapi masa sulit. Turunnya daya beli masyarakat di kelas menengah ke bawah, membuat pelaku usaha ritel harus putar otak sampai memaksa menutup beberapa gerainya.

Tekanan terjadi bukan hanya pada pelaku ritel fesyen saja, beberapa peritel makanan juga membuktikan gejala yang sama. Seperti misalnya PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang kini membatasi pembukaan cabang lantaran utangnya membengkak.

Lembaga riset global, Nielsen, mencatat terjadinya perlambatan industri ritel Indonesia ketika ini, khususnya untuk fast moving consumer goods (FMCG). Hal itu disebabkan melemahnya daya beli masyarakat di level menengah ke bawah.

Rata-rata penghasilan masyarakat menengah ke bawah tak banyak berubah, sementara biaya hidup terus melonjak. Hal itu membuat masyarakat di tingkat ini mengubah teladan konsumsinya menjadi lebih irit.



Hasil riset Nielsen menyebutkan, bahwa masyarakat ketika ini lebih memilih untuk membeli produk dalam kemasan yang lebih kecil. Seperti untuk produk sampo, deterjen, kopi dan lainnya.

Hal itu lantaran produk dengan kemasan lebih kecil atau saset lebih mudah dikontrol pemakaiannya atau tidak boros.

"Mereka sangat memikirkan seberapa banyak yang akan dipakai. Bahkan menggunakan sendok untuk mengukur penggunaan deterjen," kata riset Nielsen, dikutip Jumat (3/11/2017).

Perubahan teladan konsumsi itu membuat beberapa penjualan produk mengalami penurunan kuartal III-2017. Untuk sampo volume penjualan turun 2,6%, nilainya juga turun 3,4%.



Lalu volume penjualan deterjen turun 1,8% secara nilai turun 0,8%, penjualan sabun toilet turun 2% nilainya naik 1,2%. Volume penjualan kopi juga menurun 1,5%, tapi secara nilai naik 3,8%. Namun penjualan pasta gigi masih naik 0,9% dan secara nilai naik 4,1%.

Tak Mau Jajan

Nielsen mencatat, industri ritel di Indonesia memang tengah lesu. Hingga September 2017, industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) hanya tumbuh 2,7%, jauh lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan tahun sebelumnya 11%.

Hasil riset Nielsen menemukan adanya penurunan daya beli masyarakat khususnya di kelas menengah ke bawah. Rata-rata penghasilan masyarakat menengah ke bawah tak banyak berubah, sementara biaya hidup terus melonjak.



Hal itu membuat masyarakat di level ini mengubah teladan konsumsinya menjadi lebih irit. Salah satunya kini kebanyakan masyarakat lebih senang untuk membuat makanan sendiri di rumah ketimbang membeli makanan jadi dari luar.

"Sekarang untuk keluarga belanja materi makanan sehari-hari butuh Rp 50 ribu, sementara kalau beli makanan jadi dari luar rata-rata membutuhkan Rp 100 ribu," menurut riset Nielsen itu.



Masyarakat juga kini lebih senang untuk membuat camilan sendiri di rumah. Selain lebih higienis, mereka juga mampu lebih berhemat.

Hasil riset Nielsen juga menyebutkan masyarakat kini tak lagi belanja di malam hari, mengurangi belanja camilan.

Selain itu rata-rata masyarakat kini lebih senang membawa bekal makanan dari rumah. Lalu makan di sentra perbelanjaan kini rata-rata hanya sebulan sekali dan tak lagi antusias untuk berburu mencari kawasan makan yang baru.

Sumber detik.com
Penghasilan Seret Bikin Masyarakat RI Makin Irit, Ini Buktinya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: eko
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :