Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero mengalami penurunan laba sampai 72% selama 9 bulan pertama 2017. Laba PLN lebih rendah dari semula Rp 10,98 triliun selama Januari-September 2016 menjadi Rp 3,06 triliun di kurun yang sama tahun 2017.
Penurunan laba BUMN listrik ini terjadi jawaban tingginya kenaikan beban usaha dari Rp 179,2 triliun di sembilan bulan pertama 2016 menjadi Rp 200,3 triliun di kurun yang sama tahun 2017.
PLN bekerjsama mencatatkan rugi usaha sebelum adanya subsidi dari pemerintah. Rugi usaha PLN tercatat Rp 12,4 triliun. Setelah adanya subsidi, maka PLN mencatatkan laba usaha setelah subsidi sebesar Rp 36,1 triliun di sembilan bulan pertama 2017.
PLN juga mengalami kerugian kurs mata yang aneh selama kurun tersebut yang tercatat sebesar Rp 2,2 triliun. Sedangkan tahun sebelumnya, PLN masih menerima untung dari kurs sebesar Rp 3 triliun. Adapun PLN mencatatkan penurunan laba per saham dasar dari Rp 143,1 menjadi Rp 33,03.
Total aset PLN mengalami kenaikan dari Rp 1.274 triliun di September 2016 menjadi Rp 1.311 triliun di September 2017. Sementara Pendapatan usaha PLN tercatat naik dari Rp 163,4 triliun di sembilan bulan pertama 2016 menjadi Rp 187,8 triliun dalam sembilan bulan pertama 2017.
Pendapatan usaha tersebut terdiri dari penjualan tenaga listrik Rp 181,8 triliun, penyambungan pelanggan Rp 4,99 triliun dan lainnya Rp 1,07 triliun. Demikian dikutip detikFinance dari Laporan Keuangan PLN yang dipublikasikan di situs resmi PLN, Selasa (01/11/2017). Sumber detik.com